Horizontal Menu HTML Helps

Wednesday, August 17, 2011

Santolo Journey In Memories


Senin pagi kami memulai keberangkatan dengan pelbagai persiapan yang matang. Melewati tol pasir koja hingga sampai di cileunyi. Menguji ketangkasan Freed melewati jalur NAGREK, lalu terus meluncur ke arah garut. Tenang saja, mudah menemukan jalan menuju pantai Santolo.
Setelah 3 jam kami mencapai kota Garut, betapa bahagianya kami, mendapati kota ini, seakan tujuan kami sudah dekat. Ternyata setelah 2 jam hingga melewati Cikelet, jalan berliku yang menantang ini tidak menunjukkan tanda-tanda akhir perjalanan, jauh sekali! Untunglah setelah lama menunggu, kami tiba di pertigaan yang dijaga bapak dan ibu penarik retribusi, bayar 3 ribu perorang dan kami bebas masuk. Urusan retribusi sudah selesai? Oh belum, tunggu nanti!

Waw, dari tepi jalan kami melihat hamparan pasir putih yang tampak begitu indah disertai dengan deburan ombar yang bersisir menyambangi pantai, cukup membuat kami terkesima. Ini bukanlah Santolo yang sebenarnya, hanya pantai pasir putih yang ada di dekat Santolo. Pinggiran pantainya berbentuk cekungan yang dihiasi pasir putih, cantik! Sebenarnya tempat ini diberi pagar besi, namun beberapa tidak ada pagarnya alias jebol. Hal pertama yang kami lakukan adalah mencari tempat menambatkan bahtera hitam kami, we got a nice spot! Yeeah! Waktunya berfoto dan bermain sampai puas dengan ombak. Pantainya memang bening, tapi pengunjungnya ga ada yang bening, maklum, kami datang hari senin, hari sibuknya bidadari parahyangan!
Akhirnya tiba waktunya bagi kami untuk beristirahat, sewa penginapan yang layak dengan kamar mandi dalam kisarannya 200rb ke atas, atas dorongan sang KAPTEN, kami nginep di kamar 50ribuan! Nantinya 3 orang akan tidur di kamar dan 2 orang tidur di mobil. Oke, selesai maghrib, waktunya bakar IKAN! Satu ikan harganya 34 ribu cukup untuk 6-8 orang, nasinya beli ke yang punya penginapan, 3ribu perorang, kenyang, waktunya tidur! Sialan, jam 2 pagi KAPTEN sakit perut, setelah nabung, baru bisa tidur lagi jam 4 subuh.

Waktu menunjukkan pukul 06.00. “Toho!” panggil KOKO MENTRI KEUANGAN. “Hei, ternyata pulau Santolo itu ada di sebelah sana! Ayo kita lihat!”. Mendapat informasi ini, sang KAPTEN segera bergegas mempersiapkan diri. Dan sisa pasukan dengan sigap siap berada di belakang KAPTEN. Kami berjalan menuju tempat penangkapan! Korban yang tertangkap oleh orang-orang berbau amis ini diperjualbelikan ke penadah ikan yang datang dari berbagai tempat di sekitar Santolo. Oh lupa, kami dibimbing sama seseorang, sebut saja si AKANG, yang biasa nganterin orang ke pantai Santolo. Bayar 2ribu kalau cuma nyebrang ke pulau Santolo, kami memutuskan untuk liat dulu curug perbatasan yang ditawarin sama si AKANG, cukup menarik, tapi tarif jadi 10ribu, hualah!!

Akhirnya kami sampai di pulau Santolo. Jika anda cukup nekat, sebrangilah sungai menuju Santolo dengan berjalan kaki, airnya Cuma setinggi 1,2meter. Nah, kembali ke permasalahan retribusi, ternyata di pulau Santolo ada lelaki tua yang nagih retribusi, aduh! Bayar lagi! Murah si, cuma 3 ribu! Gak apa deh.
Yang spesial dari pulau Santolo adalah pantainya yang dipenuhi karang, kira-kira 20 m dari tepi pantai, terdapat jejeran batu karang yang menyembunyikan ikan dan kepiting serta membelah ombak sebelum menerpa pantai. Ups ada ce cantik! KOPRAL KRISTO yang bentar lagi mau naik pangkat segera mendekati dan berbicara, padahal dekat situ ada bokapnya tu cewe, keren banget ga si Mr. Kopral! Nah setelah melewati pintu air akhirnya kami sampai di batu karang yang terkenal itu, spot bagus buat foto-foto! Yang menariknya lagi, dari sudut pandang ini kita diberikan pemandangan luar biasa di balik KARANG BESAR, pemandangan gunung-gunung pamengpeuk dai kejauhan, indah banget! Yang penting adalah SAUDARA jangan nekat jalan2 sekitar pulau yang jarang orang, ada biawak di sekitar sini, jadi ikut koridor aja!
Eksotika pantai Santolo justru terletak pada airnya yang tenang, ketiadaan ombak karena telah teredam batu karang, gorgeus!!

Akhirnya kami pu harus pulang kembali ke Bandung tercinta, jalan menuju ke rumah tidak sulit, cukup mengikuti arah datang saja. Lucunya, teman kami yang maksa gak sarapan dulu mabok dalam perjalanan pulag, wakaka!  




Liburan selanjutnya kemana ya? We’ll see!

No comments:

Post a Comment

Tanggapan anda disini