Horizontal Menu HTML Helps

Monday, August 29, 2011

Ucapan Syukur


Beberapa bulan yang lalu, aku benar-benar kebingungan. Tinggal beberapa hari lagi maka aku kehabisan resources. “Untuk besok aku harus makan apa?” pikirku. Lucunya, saat-saat dimana ak hampir stress memikirkan hal ini, saat-saat dimana resource ku memang habis, tiba-tiba ada pesan singkat dari teman yang mengatakan; “bonus dari kantor sudah bisa diambil!”. Ak terheran-heran, waktunya benar-benar pas!
Walaupun tak lama setelah itu, aku harus memberikan uang pada mamaku untuk menopang keluarga ini. Uang bonus tadi suadh habis untuk memenuhi kebutuhanku, dan ya, aku kembali stress. “Serahkan semuanya pada Tuhan!” pikirku. “Akh, bagaimana ini? Aku bisa mati kelaparan bersama keluargaku!” jerit hatiku. Lucunya, tak berapa lama ketika uangku benar-benar hampir tak ada lagi, mantan murid lesku mengirimiku uang sebagai bayaran untuk les yang belum sempat dibayarkan ketika dia pindah. Watunya benar-benar pas!

Baru-baru ini aku pindah kerja ke tempat kerja baru. Seandainya aku bekerja lebih lama di tempat yang lama, maka aku bisa menikmati THR, satu kali gaji, nilai yang lumayan bukan? Sayangnya aku terlanjur pindah. Yah, setidaknya aku masih bisa menikmati sisa bonus; “kalau saja ada sedikit tambahan lagi. Oh aku ingat, aku nanti malam gaji 160 ribu dari murid privatku akan dibayar!” pikirku dengan antusias. Ketika aku berangkat menuju tempat les, motorku mogok. “Lucu sekali!” pikirku.
Kejadian setelahnya yang membuatku takjub. Karena aku pindah dari tempat kerja, aku mendapatkan uang koperasiku kembali, 205 ribu. Namun karena ku belum membayar uang seragam, maka uang koperasi dikurangi sebesar 45 ribu. Yang aku dapat persis 160 ribu, pengganti uang yang belum kudapat dari les.

Dalam beberapa waktu aku mengeluh pada Tuhan; “Mengapa hidupku berkekurangan? Aku mengejar nilai, bukan uang! Apakah itu masih belum cukup untuk membuatku dicukupi dengan berkatMu? Lihatlah watak orang-orang yang Kau tempatkan dalam keluargaku! Apakah ini rencanaMu juga? Sampai berapa lama lagi aku harus meneteskan darahku? Atau aku memang dilahirkan untuk membersihkan segala borok dalam Gereja kecil ini?” Pada waktu yang sama pula aku berkata pada hatiku sendiri; ”Kuatkanlah dirimu, setelah semua hal yang pernah kualami, aku tahu Tuhanku adalah Tuhan yang baik, dan akan terus memelihara anak-anak-Nya. Jadi aku memilih untuk percaya pada rencanaNya!”. Dan aku putuskan untuk tetap berjalan, bersama ucapan syukur.

Wednesday, August 17, 2011

Kebiasaan Baik yang perlu dipelihara!

1.    Sarapan pagi
2.    Makan Ikan
3.    Tidur cukup
4.    Menjalin hubungan sosial
5.    Olahraga
6.    Menjaga kebersihan mulut
7.    Hobi
8.    Merawat kulit
9.    Jajan sehat
10.    Minum Air Bening dan susu
11.    Teh
12.    Jalan kaki
13.    Hidup terencana
Sumber: Majalah Bandung

Santolo Journey In Memories


Senin pagi kami memulai keberangkatan dengan pelbagai persiapan yang matang. Melewati tol pasir koja hingga sampai di cileunyi. Menguji ketangkasan Freed melewati jalur NAGREK, lalu terus meluncur ke arah garut. Tenang saja, mudah menemukan jalan menuju pantai Santolo.
Setelah 3 jam kami mencapai kota Garut, betapa bahagianya kami, mendapati kota ini, seakan tujuan kami sudah dekat. Ternyata setelah 2 jam hingga melewati Cikelet, jalan berliku yang menantang ini tidak menunjukkan tanda-tanda akhir perjalanan, jauh sekali! Untunglah setelah lama menunggu, kami tiba di pertigaan yang dijaga bapak dan ibu penarik retribusi, bayar 3 ribu perorang dan kami bebas masuk. Urusan retribusi sudah selesai? Oh belum, tunggu nanti!

Waw, dari tepi jalan kami melihat hamparan pasir putih yang tampak begitu indah disertai dengan deburan ombar yang bersisir menyambangi pantai, cukup membuat kami terkesima. Ini bukanlah Santolo yang sebenarnya, hanya pantai pasir putih yang ada di dekat Santolo. Pinggiran pantainya berbentuk cekungan yang dihiasi pasir putih, cantik! Sebenarnya tempat ini diberi pagar besi, namun beberapa tidak ada pagarnya alias jebol. Hal pertama yang kami lakukan adalah mencari tempat menambatkan bahtera hitam kami, we got a nice spot! Yeeah! Waktunya berfoto dan bermain sampai puas dengan ombak. Pantainya memang bening, tapi pengunjungnya ga ada yang bening, maklum, kami datang hari senin, hari sibuknya bidadari parahyangan!
Akhirnya tiba waktunya bagi kami untuk beristirahat, sewa penginapan yang layak dengan kamar mandi dalam kisarannya 200rb ke atas, atas dorongan sang KAPTEN, kami nginep di kamar 50ribuan! Nantinya 3 orang akan tidur di kamar dan 2 orang tidur di mobil. Oke, selesai maghrib, waktunya bakar IKAN! Satu ikan harganya 34 ribu cukup untuk 6-8 orang, nasinya beli ke yang punya penginapan, 3ribu perorang, kenyang, waktunya tidur! Sialan, jam 2 pagi KAPTEN sakit perut, setelah nabung, baru bisa tidur lagi jam 4 subuh.

Waktu menunjukkan pukul 06.00. “Toho!” panggil KOKO MENTRI KEUANGAN. “Hei, ternyata pulau Santolo itu ada di sebelah sana! Ayo kita lihat!”. Mendapat informasi ini, sang KAPTEN segera bergegas mempersiapkan diri. Dan sisa pasukan dengan sigap siap berada di belakang KAPTEN. Kami berjalan menuju tempat penangkapan! Korban yang tertangkap oleh orang-orang berbau amis ini diperjualbelikan ke penadah ikan yang datang dari berbagai tempat di sekitar Santolo. Oh lupa, kami dibimbing sama seseorang, sebut saja si AKANG, yang biasa nganterin orang ke pantai Santolo. Bayar 2ribu kalau cuma nyebrang ke pulau Santolo, kami memutuskan untuk liat dulu curug perbatasan yang ditawarin sama si AKANG, cukup menarik, tapi tarif jadi 10ribu, hualah!!

Akhirnya kami sampai di pulau Santolo. Jika anda cukup nekat, sebrangilah sungai menuju Santolo dengan berjalan kaki, airnya Cuma setinggi 1,2meter. Nah, kembali ke permasalahan retribusi, ternyata di pulau Santolo ada lelaki tua yang nagih retribusi, aduh! Bayar lagi! Murah si, cuma 3 ribu! Gak apa deh.
Yang spesial dari pulau Santolo adalah pantainya yang dipenuhi karang, kira-kira 20 m dari tepi pantai, terdapat jejeran batu karang yang menyembunyikan ikan dan kepiting serta membelah ombak sebelum menerpa pantai. Ups ada ce cantik! KOPRAL KRISTO yang bentar lagi mau naik pangkat segera mendekati dan berbicara, padahal dekat situ ada bokapnya tu cewe, keren banget ga si Mr. Kopral! Nah setelah melewati pintu air akhirnya kami sampai di batu karang yang terkenal itu, spot bagus buat foto-foto! Yang menariknya lagi, dari sudut pandang ini kita diberikan pemandangan luar biasa di balik KARANG BESAR, pemandangan gunung-gunung pamengpeuk dai kejauhan, indah banget! Yang penting adalah SAUDARA jangan nekat jalan2 sekitar pulau yang jarang orang, ada biawak di sekitar sini, jadi ikut koridor aja!
Eksotika pantai Santolo justru terletak pada airnya yang tenang, ketiadaan ombak karena telah teredam batu karang, gorgeus!!

Akhirnya kami pu harus pulang kembali ke Bandung tercinta, jalan menuju ke rumah tidak sulit, cukup mengikuti arah datang saja. Lucunya, teman kami yang maksa gak sarapan dulu mabok dalam perjalanan pulag, wakaka!  




Liburan selanjutnya kemana ya? We’ll see!