Di-Post oleh Martina
McGowan pada Jun 21, 2012 pada Blog, Business, Character & Ethics,
Communication, Leadership & Management, Professional & Personal
Development, Relationships, Talent & Professional Development
Banyak sekali
artikel, buku, posting blog tentang cara meningkatkan gaya kepemimpinan kita,
menggunakan pengaruh dan membangun kredibilitas. Mungkin banyak diantara kita
yang telah terlatih, atau telah membaca bahwa membutuhkan waktu bertahun-tahun
untuk membangun reputasi, dan terkadang satu hal kecil (yang menurut kita tidak
signifikan) merusak segalanya. Kita dapat melakukan kesalahan, kadang-kadang
kehilangan focus, bertindak tanpa sensitivitas.
Jadi, mari bicara
tentang beberapa hal yang sering terlewatkan oleh kita…
1. Tidak menghormati
waktu orang lain
Pepatah barat, “waktu
adalah uang”. Padahal waktu juga modal penting untuk membangun hubungan,
personal maupun bisnis. Dalam lingkungan serba cepat, kebanyakan orang merasa
terlalu terbebani oleh hal-hal yang mereka rasa harus diselesaikan dan tidak
ada banyak waktu.
Waktu rapat mulur,
terlambat menepati janji ketemu, telat dating pada janji makan siang dan makan
malam, mungkin menjadi hal yang lumrah. Sayangnya, hal ini membuat orang lain
meragukan kesungguhan hati, kemampuan bekerjasama (dan memimpin), menyelesaikan
tugas penting, mengatur waktu, efektivitas kepemimpinan, dan akhirnya
integritas kita dalam melakukan segala sesuatu menjadi diragukan.
Menyalahgunakan waktu orang lain sama dengan secara terang-terangan
mengatakan,”Saya tidak menghormati atau menghargai kita.”
2. Tidak benar-benar
mendengarkan
Tanda kedua yang
jelas menunjukkan kita tidak menghargai orang-orang di sekeliling kita adalah
tidak benar-benar mendengarkan ketika mereka berbicara pada kita. Memang baik
jika kita mencatat sebuah bahasan atau topik, namun menjadi satu hal yang
berbeda ketika yang dikeluarkan adalah smartphone,
apalagi jika kita gagal menjalin kontak mata, apalagi gagal menjawab pertanyaan
akibat hanya setengah mendengarkan. Meminta lawan bicara mengulangi penjelasan
yang sudah mereka jelaskan sebelumnya? Hanya akan menambah kekecewaan.
Dua hal yang mungkin
akan saya post-kan untuk membantu kita berkomunikasi yaitu:
-
Meminta
kejelasan
-
Menanggapi
dengan tulus
3. Gagal bertindak
Ketika rekan-rekan
satu tim kita mengerjakan sebuah proyek, kita dengan santai memilih untuk
mencari hal lain yang lebih penting untuk dikerjakan daripada ikut sibuk
mengerjakan apapun yang dapat diselesaikan. Tidak akan lama sebelum kita di-cap
sebagai yang “tidak ambil bagian.”
Seorang pemimpin yang
baik menghabiskan waktu di parit ketika perang berlangsung, aktif terlibat
menyelesaikan pekerjaan yang “kurang keren” sekalipun di sisi orang-orang yang akan
dipimpinnya nanti.
4. Mengatur pekerjaan
semua orang kecuali dirinya sendiri
Menegaskan pada orang
tentang apa yang harus dilakukannya, rewel soal kesalahan mereka, dan selalu
memeriksa hasil kerja anak buah untuk memastikan mereka bertanggung jawab.
Namun ketika pekerjaan kita dievaluasi, hasilnya tidak sesuai dengan yang seharusnya
bisa dilakukan. Ini akan mengacaukan segalanya dan kritik yang akan didapat adalah
“lumayan untuk ukuran pegawai negri..!”. (bukan maksud nyindir pegawai negri
lo..)
5. Mengabaikan janji
dan kesepakatan
Jika kita harus membuat janji
atau komitmen,
jangan membuat rencana untuk memberi alasan apapun karna kita tidak bias
menepati janji. Orang-orang akan segera tahu bahwa kita tidak dapat dikitalkan dan
akan mulai memperlakukan
kita seperti cara kita memperlakukan mereka. Lihat # 6.
6. Membuat alasan
Selalu siap dengan alasan favorit.. Mungkin dengan beberapa tambahan?
Saya lupa
Saya pikir itu lain waktu, tempat, _____________.
Aku tidak tahu kau ingin itu dilakukan oleh hari ini… tapi..
Ini hampir selesai, tapi barangnya gak saya bawa..
Cara lama klasik: Jatoh di jalan..
Semuanya ada di kepala saya
dan saya dapat menuliskan ke bawah untuk Kita jika Kita benar-benar membutuhkannya sekarang.
7. Gagal mendukung
orang lain
Misalnya ketika
mempersentasikan materi hasil kerjasama dengan rekan satu tim kita, lalu di
saat rekan kita gugup, atau gagal menjelaskan sesuatu, kita diam saja dan
membiarkan rekan kita mandi keringat di depan Bos. Ini berlaku juga ketika kita
berusaha menjelaskan sesuatu yang membuat rekan kita tampak “sepertinya kita
tadi salah menjelaskan..”
Kalau kita biasa
dengan hal ini biasanya kita juga terbiasa dengan no #5.
Membiarkan ide bagus
tetap di pikiran kita. Bertindak seolah-olah kita tidak tahu apa-apa, dan hanya
membiarkan orang lain yang berjalan apa adanya dan sebisanya.. Tidak akan lama
sebelum orang lain memiliki perasaan bahwa kita “penipu”.
8. Memastikan tokoh
utamanya, fokusnya, hingar-bingarnya adalah kita.
Membuat isi
percakapan dengan orang lain menjadi ajang menunjukkan pencapaian pribadi dan
“betapa wow” nya diri kita. Meyakinkan orang lain bahwa apa yang telah kita
lakukan sangat penting dan orang lain perlu tahu (biasanya tanpa disadari),
dengan cerdasnya memulai pembicaraan dengan sesuatu yang ringan
danmenyenangkan. Hahaha, ahli pengaruhi orang lain.
9. Melempar kesalahan
Ketika proyek yang
kita usulkan tidak diterbangkan, kita berusaha meyakinkan siapapun yang akan
mendengarkan bahwa hal ini bukan salah kita. Mungkin ketika berbicara dengan
atasan, kita menyalahkan bawahan seolah-olah mereka kurang berusaha,
menjelaskan kenapa organisasi yg kita pimpin, system, orang-orang menahan kita
dari kemajuan. Tapi soal keberhasilan, kembali ke nomor #8.
10. Mempermainkan
pertemanan
Hanya menghubungi
teman ketika kita butuh bantuan.
11. Mengabaikan
banyak pekerjaan/proyek
Hanya
pekerjaan/proyek hebat yang membutuhkan pekerja dan banyak keahlian yang
diurusi, giliran gagal, balik ke nomor #9
12. Tidak menerima
kritik
Tidak mengizinkan
orang lain member kritik, bias juga dilakukan dengan membantah kritik orang
lain, atau hanya mengacuhkan menggunakan nomor #2. Sementara jika ditunjuk
untuk bicara, jatuhnya ke nomor #6, #9 and #11.
Jika kita gagal dalam
cara-cara ini, atau hanya menganggap sekedar guyonan, bahkan tidak membiarkan
orang lain membuat kita gugup (lemah rasa) pengaruhnya buruk sekali. Kita tidak
gugup karna kita tidak peduli, ini seharusnya jadi nomor 13, tapi judul nya kan
hanya 12.
Oke, jadi kita sudah
membahas beberapa cara paling egosentrin untuk menghancurkan kredibilitas.
Kebiasaan seperti ini mungkin dapat terjadi walau demikian, hindari, dan
tingkatkan terus kredibilitas anda.