Horizontal Menu HTML Helps

Thursday, March 1, 2012

Pisah dari Rani


Judul yang terlalu jelas mungkin ambigu, pikir saya mengingat apa yang akan saya tulis di halaman ini. Menurut saya kata ini secara vulgar membuka pikiran tanpa harus berpikir, terlalu jelas. Membuat anda tahu tentang siapa. Kali ini seorang teman yang memutuskan hubungan kerja dengan perusahaan tempat kami pernah kerja bersama.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Saya dan Tedi sampai duluan di halaman depan sebuah tempat makan berjudul “Sang-Harga”. Lucunya, teman kami yang kami kira datang terlambat sedang menunggu di dua tempat berbeda di jalur yang sama, di sebuah Mall di pusat kota Bandung. Setelah terkumpul, kaum intelek ini segera menuju lantai 3 Mall, tempat terbaik mengisi kekosongan, dan menghentikan keroncongan.

Tempatnya nyaman, tidak salah teman saya memberi saran. Karena orang yang di-spesial-kan tak kunjung datang kami memulai beberapa obrolan ringan. Dengan sedikit jayus, menahan tingkah. Aceu, Desi, Dianatari,Yunita dan Rita rapih berjajar menghadap wallpaper penuh guratan seni, Tedi dan saya menghadap mereka. Sedikit bosan menunggu, kami memesan minuman, mengganjal kekosongan yang melanda perut untuk sesaat. Hampir sejam berlalu sebelum akhirnya tamu spesial hari ini datang bersama konco nya yang sebelas-duabelas gokilnya.

Inilah dua orang yang mampu membuat dunia menjadi semarak dan membuat orang-orang menjadi lupa diri. Kemeriahan, canda-tawa seolah tidak lepas, membuat pegal otot perut yang hampir sixpack. Momen seperti ini yang banyak digunakan orang untuk mendekatkan dirinya dengan orang-orang disekitarnya, setelah lingkungan kantor memenjarakan kita di situasi formal. Disini, gelak tawa tanpa malu keluar begitu saja, terutama dari Lisma yang baru datang. Dan tamu kami hari ini, Rani, hanya membuatnya bertambah kocak.

Situasi yang kocak ini berlangsung cukup lama, mungkin 2 jam berlalu, dan ditengah momen seru ini keluar kata “sedih..”, padahal situasi begitu kocak. Saat itu juga saya teringat momen ketika seorang teman di tempat kerja saya dahulu mengatakan kata-kata serupa “kemarin dia, sekarang kamu yang pergi, sedih..” (dulunya kami tiga orang satu angkatan di tempat kerja), kata-kata seperti ini biasanya keluar dari bibir wanita yang notabene “emosional”. Sebenarnya kaum hawa pun merasakan hal yang sama, namun intuisi “tegar” membiasakan pria untuk mengatasi perasaan itu dengan cepat. Datang dan pergi, akan selalu menjadi bagian dari perjalanan kehidupan manusia, namun batasan jarak di dunia yang saat ini saya tinggali tidak lagi menjadi tembok. Jejaring sosial akan mempertemukan siapa saja dengan orang yang ingin ditemui, betapa hebat.

Semoga setelah berpisah kita bisa bertemu lagi muka dengan muka. Mungkin sekarang atau nanti seseorang akan datang dan pergi, tapi pertemanan bernilai selamanya. Selamat menempuh perjalanan baru teman, tetaplah berkarya :)










































1 comment:

  1. Videonya penomenalnya mana Ho? hahaha :D

    ReplyDelete

Tanggapan anda disini