Horizontal Menu HTML Helps

Wednesday, July 24, 2013

Si Bapak Itu Udah Bayar?

Bel kantor berdering keras tepat pukul 1200. Waktunya sayaberburu makan siang. Tidak banyak tempat yang buka di bulan puasa, hanya adasatu warung nasi kecil, warung mi, dan kafetaria kecil. Saya putuskan untukmampir di warung mi, ini kali ketiga saya makan disini bulan ini. Setelahmemesan menu kari kesukaan saya, saya mengintip di balik tirai penutup seoranganak muda, mungkin masih mahasiswa, duduk makan. Sebut saja anak muda ini si Boy. Si Boy tampaknya berasal dari golongan mampu, melihat tampangnya yang agak gemuk, dan motornya yang lumayan berkelas.

Beberapa saat kemudian si Boy keluar dari penutup dan berjalan menuju si penjual. Bayar makan pastinya. Tanpa maksud menguping sayamendengar si Boy bertanya pelan pada si penjual:”Si Bapak itu sudah bayar?”.Saya yakin anda bias menebak apa yang akan dilakukan si Boy! Kalau belum, simaksaja. Ya, saya bergegas menuju bangku kosong tempat si Boy duduk tadi. Danbenar, di sebelah saya ada seorang kakek tua, mungkin usia diatas 65. Duduk makan beberapa gorengan.

Tak lama kakek pun keluar menuju si penjual untuk membayar makanannya. Baru saja menyodorkan uang beberapa lembaran seribu dan dua ribu,si penjual langsung berkata:”Atos pa atos dibayarkeun ku budak eta.” Yang artinya:”Sudah Pa, sudah dibayarkan oleh pemuda itu!” Saya tidak bisa melihat ekspresi si kakek yang tertutup tiang gerobak si penjual. Yang pasti si kakek sekarang sedang bersyukur dengan hal ini, dan mendoakan si Boy.

No comments:

Post a Comment

Tanggapan anda disini