Horizontal Menu HTML Helps

Wednesday, July 4, 2012

12 Cara paling Egosentris untuk Menghancurkan Kredibilitas

Di-Post oleh Martina McGowan pada Jun 21, 2012 pada Blog, Business, Character & Ethics, Communication, Leadership & Management, Professional & Personal Development, Relationships, Talent & Professional Development

Banyak sekali artikel, buku, posting blog tentang cara meningkatkan gaya kepemimpinan kita, menggunakan pengaruh dan membangun kredibilitas. Mungkin banyak diantara kita yang telah terlatih, atau telah membaca bahwa membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk membangun reputasi, dan terkadang satu hal kecil (yang menurut kita tidak signifikan) merusak segalanya. Kita dapat melakukan kesalahan, kadang-kadang kehilangan focus, bertindak tanpa sensitivitas.

Jadi, mari bicara tentang beberapa hal yang sering terlewatkan oleh kita…

1. Tidak menghormati waktu orang lain

Pepatah barat, “waktu adalah uang”. Padahal waktu juga modal penting untuk membangun hubungan, personal maupun bisnis. Dalam lingkungan serba cepat, kebanyakan orang merasa terlalu terbebani oleh hal-hal yang mereka rasa harus diselesaikan dan tidak ada banyak waktu.

Waktu rapat mulur, terlambat menepati janji ketemu, telat dating pada janji makan siang dan makan malam, mungkin menjadi hal yang lumrah. Sayangnya, hal ini membuat orang lain meragukan kesungguhan hati, kemampuan bekerjasama (dan memimpin), menyelesaikan tugas penting, mengatur waktu, efektivitas kepemimpinan, dan akhirnya integritas kita dalam melakukan segala sesuatu menjadi diragukan. Menyalahgunakan waktu orang lain sama dengan secara terang-terangan mengatakan,”Saya tidak menghormati atau menghargai kita.”

2. Tidak benar-benar mendengarkan

Tanda kedua yang jelas menunjukkan kita tidak menghargai orang-orang di sekeliling kita adalah tidak benar-benar mendengarkan ketika mereka berbicara pada kita. Memang baik jika kita mencatat sebuah bahasan atau topik, namun menjadi satu hal yang berbeda ketika yang dikeluarkan adalah smartphone, apalagi jika kita gagal menjalin kontak mata, apalagi gagal menjawab pertanyaan akibat hanya setengah mendengarkan. Meminta lawan bicara mengulangi penjelasan yang sudah mereka jelaskan sebelumnya? Hanya akan menambah kekecewaan.

Dua hal yang mungkin akan saya post-kan untuk membantu kita berkomunikasi yaitu:
-       Meminta kejelasan
-       Menanggapi dengan tulus

3. Gagal bertindak

Ketika rekan-rekan satu tim kita mengerjakan sebuah proyek, kita dengan santai memilih untuk mencari hal lain yang lebih penting untuk dikerjakan daripada ikut sibuk mengerjakan apapun yang dapat diselesaikan. Tidak akan lama sebelum kita di-cap sebagai yang “tidak ambil bagian.”

Seorang pemimpin yang baik menghabiskan waktu di parit ketika perang berlangsung, aktif terlibat menyelesaikan pekerjaan yang “kurang keren” sekalipun di sisi orang-orang yang akan dipimpinnya nanti.

4. Mengatur pekerjaan semua orang kecuali dirinya sendiri

Menegaskan pada orang tentang apa yang harus dilakukannya, rewel soal kesalahan mereka, dan selalu memeriksa hasil kerja anak buah untuk memastikan mereka bertanggung jawab. Namun ketika pekerjaan kita dievaluasi, hasilnya tidak sesuai dengan yang seharusnya bisa dilakukan. Ini akan mengacaukan segalanya dan kritik yang akan didapat adalah “lumayan untuk ukuran pegawai negri..!”. (bukan maksud nyindir pegawai negri lo..)

5. Mengabaikan janji dan kesepakatan

Jika kita harus membuat janji atau komitmen, jangan membuat rencana untuk memberi alasan apapun karna kita tidak bias menepati janji. Orang-orang akan segera tahu bahwa kita tidak dapat dikitalkan dan akan mulai memperlakukan kita seperti cara kita memperlakukan mereka. Lihat # 6.

6. Membuat alasan

Selalu siap dengan alasan favorit.. Mungkin dengan beberapa tambahan?

    
Saya lupa
     Saya pikir itu lain waktu, tempat, _____________.
     Aku tidak tahu kau ingin itu dilakukan oleh hari ini…
tapi..
     Ini hampir selesai, tapi
barangnya gak saya bawa..
    
Cara lama klasik: Jatoh di jalan..
     S
emuanya ada di kepala saya dan saya dapat menuliskan ke bawah untuk Kita jika Kita benar-benar membutuhkannya sekarang.

7. Gagal mendukung orang lain

Misalnya ketika mempersentasikan materi hasil kerjasama dengan rekan satu tim kita, lalu di saat rekan kita gugup, atau gagal menjelaskan sesuatu, kita diam saja dan membiarkan rekan kita mandi keringat di depan Bos. Ini berlaku juga ketika kita berusaha menjelaskan sesuatu yang membuat rekan kita tampak “sepertinya kita tadi salah menjelaskan..”

Kalau kita biasa dengan hal ini biasanya kita juga terbiasa dengan no #5.

Membiarkan ide bagus tetap di pikiran kita. Bertindak seolah-olah kita tidak tahu apa-apa, dan hanya membiarkan orang lain yang berjalan apa adanya dan sebisanya.. Tidak akan lama sebelum orang lain memiliki perasaan bahwa kita “penipu”.

8. Memastikan tokoh utamanya, fokusnya, hingar-bingarnya adalah kita.

Membuat isi percakapan dengan orang lain menjadi ajang menunjukkan pencapaian pribadi dan “betapa wow” nya diri kita. Meyakinkan orang lain bahwa apa yang telah kita lakukan sangat penting dan orang lain perlu tahu (biasanya tanpa disadari), dengan cerdasnya memulai pembicaraan dengan sesuatu yang ringan danmenyenangkan. Hahaha, ahli pengaruhi orang lain.

9. Melempar kesalahan
 
Ketika proyek yang kita usulkan tidak diterbangkan, kita berusaha meyakinkan siapapun yang akan mendengarkan bahwa hal ini bukan salah kita. Mungkin ketika berbicara dengan atasan, kita menyalahkan bawahan seolah-olah mereka kurang berusaha, menjelaskan kenapa organisasi yg kita pimpin, system, orang-orang menahan kita dari kemajuan. Tapi soal keberhasilan, kembali ke nomor #8.

10. Mempermainkan pertemanan

Hanya menghubungi teman ketika kita butuh bantuan.

11. Mengabaikan banyak pekerjaan/proyek

Hanya pekerjaan/proyek hebat yang membutuhkan pekerja dan banyak keahlian yang diurusi, giliran gagal, balik ke nomor #9
 
12. Tidak menerima kritik

Tidak mengizinkan orang lain member kritik, bias juga dilakukan dengan membantah kritik orang lain, atau hanya mengacuhkan menggunakan nomor #2. Sementara jika ditunjuk untuk bicara, jatuhnya ke nomor #6, #9 and #11.

Jika kita gagal dalam cara-cara ini, atau hanya menganggap sekedar guyonan, bahkan tidak membiarkan orang lain membuat kita gugup (lemah rasa) pengaruhnya buruk sekali. Kita tidak gugup karna kita tidak peduli, ini seharusnya jadi nomor 13, tapi judul nya kan hanya 12.

Oke, jadi kita sudah membahas beberapa cara paling egosentrin untuk menghancurkan kredibilitas. Kebiasaan seperti ini mungkin dapat terjadi walau demikian, hindari, dan tingkatkan terus kredibilitas anda.

No comments:

Post a Comment

Tanggapan anda disini